Tentang #KamiPeduliLansia

 

 

TAHUKAH KAMU? 

Berdasarkan UU No. 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia, Lanjut usia adalah seseorang yang telah mencapai usia 60 tahun keatas. Lansia dibedakan menjadi 2; lansia potensial yang mana mereka masih mampu bekerja atau menghasilkan barang dan jasa, sedangkan lansia tidak potensial adalah mereka yang tak lagi mampu dan berdaya mencari nafkah sehingga hidupnya tergantung pada bantuan orang lain. 

Di Indonesia, jumlah lansia mencapai 8,5% dari total populasi penduduk atau sekitar 20 juta jiwa (BPS, 2015). Pada pertengahan 2016, ada sebanyak 1,8 juta jiwa lansia terlantar di Indonesia yang disampaikan langsung oleh Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa pada media. Di Kabupaten Bekasi sendiri, ada sekitar 5.082 jiwa lansia terlantar pada 2014 (Dinas Sosial Kabupaten Bekasi, 2014).

Mungkin sebagian dari kita, masih bertanya-tanya, KENAPA KITA MESTI PEDULI? Cepat atau lambat kita semua mengalami usia tua, dan pada saat itu, ketergantungan kita terhadap orang lain semakin meningkat. Hal ini wajar karena ternyata para lansia mengalami penurunan fungsi biologis dan daya tahan tubuh dimana tubuh mereka secara fisik lebih rentan infeksi dan penyakit baik menular maupun tidak menular. Contoh penyakit tidak menular yang paling sering dialami oleh para lansia adalah hipertensi, stress, artrils, stroke, penyakit paru-paru, dan diabetes mellitus (Riskesdas, 2013). 

Berdasarkan data BPS 2014, di Indonesia, 21,03% lansia tidak memiliki ijazah pendidikan apapun dan 56,85% lansia tidak dapat membaca dan menulis. Rata-rata lansia putus sekolah di kelas 5 SD/sederajat. Adanya tingkat ekonomi yang masih rendah, dari 20,24 juta jiwa lansia pada tahun 2014, sebanyak 14,08% lansia miskin dan tidak potensial dan 11,88% lansia menempati rumah hampir tidak layak huni.

Gerakan #KamiPeduliLansia berawal dari keprihatinan beberapa mahasiswa/i salah satu universitas swasta di Cikarang, melihat dengan mata kepala sendiri di lapangan masih banyak warga lansia yang bekerja, hidup seadanya, dan bahkan terlantar. Dengan berbagai alasan yang ditemui, para lansia masih jauh dari cukup dalam memenuhi kesejahteraan hidup mereka. Peristiwa ini hanya sebagian kecil di daerah Cikarang, kami membayangkan bagaimana dengan keadaan lansia di daerah lain di Indonesia. 

Walaupun Indonesia menjamin kesejahteraan sosial para lansia yang diatur dalam Undang-Undang No. 13 Tahun 1998 dan PP No. 43 Tahun 2004, nyatanya program-program yang dicanangkan pemerintah belum merata, belum dirasa cukup untuk menaungi kondisi lansia di Indonesia dalam mencapai taraf hidup yang wajar. Namun, kami sadar bahwa ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah semata, melainkan tanggung jawab bersama, setiap dari kita punya peran untuk peduli lansia. Kami berinisiatif untuk memberikan sesuatu dalam sebuah aksi, yang kemudian bernama #KamiPeduliLansia. 

Tujuan dibentuknya gerakan kampanye sosial ini adalah kami bertekad untuk: 

1. Membantu para lansia terlantar mulai dari Cikarang, lalu menyebar ke seluruh Indonesia bersama dengan komunitas sosial di daerah lainnya di luar Cikarang. 

2. Mendorong kesadaran pemerintah untuk lebih memperhatikan warga lansia di Indonesia secara merata dengan mengembangkan program perlindungan sosial dan bantuan sosial jangka panjang yang berkelanjutan. 

3. Meningkatkan kesadaran masyarakat bahwa kepedulian terhadap lansia bukanlah tanggung jawab pemerintah semata, tetapi juga tanggung jawab bersama. Para lansia itu seperti orang tua yang membutuhkan kita sebagai teman dekat mereka, teman bercerita pengalaman, meluapkan rasa senang, sedih mereka. Mereka butuh kita. 

Dengan gerakan ini, kami berharap semoga para lansia mendapat perhatian dan dapat hidup sejahtera di masa tua mereka.